Sektor

Puisi (1)

Minggu, 17 Oktober 2010

Karena Aku Hanya Manusia


Malaikatku menangis lagi..
Sayap - sayapnya lelah melindungi mimpi..
Mimpiku tentang mentari yang bersinar di esok hari..

Apa gerangan dalam kabut matamu, duhai malaikat kecilku?
Tak kau lihat senyum cerah di wajahku
kala kau menyapa di pagi buta..?
Berikan senyumanmu, cinta..
karena itulah obat bagiku akan duka dunia...

Mengapa kau palingkan wajah itu?
Bukankah kau berjanji padaku..
takkan usaikan mimpi indahku?

Bukankah bagimu..,
senyumanku takkan terbayar oleh seisi dunia?

Malaikatku hanya menangis..
Bulir - bulir itu menyatu dengan sungai milikku..
Bergetar parau dilukisnya jawaban di langit kelabu..

"Sayapku tak kuat..
tapi tak kuasa aku meninggalkanmu..
Katakan padaku..
bagaimana aku bertahan disisimu"

Aku diam.. melayang dalam angan mimpi yang terbuang...

"Temukan mimpimu sayang..
meski tanpa aku..
dan akan kau temukan malaikat lain untuk mimpi indahmu.."

Dan kulihat perlahan malaikat kecilku memudar..
menghilang dalam bayang senja..
larut dalam keruh bayang - bayang malam..

Ku genggam bulu - bulu sayapnya
yang tersisa dalam genggaman...
Malaikatku, siapa yang kan kubagi beban dunia ini?
siapa yang kan menampung keringat dan air mata ini?

Kemana kan kuteriakkan mimpi surgawi berjuta pelangi ini?

Aku meringkuk dalam kelam..
Menangis dalam desau kejamnya dingin malam..
Ketika mentari datang..
kaki - kaki kecilku beringsut..
Mata sayu berkerjap lelah
karena aku hanya manusia..
Tanpa malaikat kecilku..
semua hilang sia - sia...

1 komentar:

I'll be happy if you leave something here..